Simulasi KPR Konvensional

Harga Property

Rp

Uang Muka

% Rp

0%

50%

Jangka Waktu

Tahun

1 tahun

30 tahun

Suku Bunga Fix

%

1%

15%

Masa Kredit Fix

Tahun

1 tahun

10 tahun

Suku Bunga Floating

%

1%

15%

Hasil Perhitungan

Angsuran/bulan (Masa kredit fix)
3.222.373
Angsuran/bulan (Masa kredit floating)
4.404.345

Pembayaran Pertama

Uang Muka
Rp 100.000.000
Angsuran Pertama
Rp 3.222.373
Estimasi Biaya Lainnya

Estimasi biaya-biaya yang harus disiapkan saat melakukan akad KPR. Jumlahnya berkisar 6% dari pokok pinjaman. Jumlah dapat berbeda di setiap bank.

Meliputi
  • Biaya Bank:
    • Appraisal
    • Administrasi
    • Provisi
  • Biaya Notaris:
    • Akta Jual Beli
    • Bea Balik Nama
    • Akta SKMHT
    • Akta APHT
    • Perjanjian HT
    • Cek Sertifikat ZNT, PNBP HT
  • Biaya Asuransi:
    • Asuransi Jiwa
    • Asuransi Kebakaran
Rp 24.000.000
Total Pembiayaan Pertama
Rp 127.222.373

Detail Pinjaman

Pinjaman Pokok
Jumlah pinjaman total yang dihitung dari Harga Properti - Uang Muka
Rp 400.000.000
Estimasi Bunga Pinjaman
Rp 586.124.480

Pilihan Produk KPR Lainnya

KPR Bank BNI

Suku Bunga Mulai Dari 2,76% Tenor Maximal 30 Tahun

Selengkapnya

KPR Bank BTN

Suku Bunga Mulai Dari 3,72% Tenor Maximal 20 Tahun

Selengkapnya

Bank Mandiri

Suku Bunga Mulai Dari 3,88% Tenor Maximal 12 Tahun

Selengkapnya

KPR Bank CIMB

Suku Bunga Mulai Dari 4,50% Tenor Maximal 25 Tahun

Selengkapnya

KPR Bank BCA

Suku Bunga Mulai Dari 7,00% Tenor Maximal 20 Tahun

Selengkapnya

KPR Danamon

Suku Bunga Mulai Dari 3,65% Tenor Maximal 20 Tahun

Selengkapnya

Pilihan Produk KPR Lainnya

Konvensional dan Syariah adalah dua pilihan KPR yang populer dan bisa dipilih jika kamu ingin beli rumah. Lalu mana yang lebih baik? Masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya dan berikut poin penting dari perbedaan keduanya, sebagai bahan pertimbangan sebelum mengajukan KPR.

▪️ KPR Konvensional

– Suku bunga mengacu pada BI atau kebijakan bank.

– Tenor bisa mencapai 30 tahun

▪️ KPR Syariah

-Tidak mengenal sistem bunga dan cicilan bersifat tetap

-Tenor berkisar 5-15 tahun

Dari poin-poin di atas kita bisa tahu bahwa KPR Konvensional memiliki tenor lebih panjang, sehingga beban cicilan relatif lebih ringan dibanding KPR Syariah.

Namun di sisi lain, besaran cicilan di KPR Konvensional bersifat fluktuatif dan mengikuti suku bunga BI, sementara biaya cicilan KPR Syariah bersifat flat.

 

Seperti yang disebutkan di atas, suku bunga KPR Konvensional tidak tetap. Jadi cicilan pada tahun-tahun pertama dan tahun berikutnya bisa berbeda.

Ada dua jenis bunga yang biasa digunakan pada KPR Konvensional, yakni bunga tetap (fix/flat) dan bunga mengambang (floating).

Sesuai namanya, bunga tetap berarti tidak akan ada perubahan suku bunga, sehingga biaya cicilan akan selalu sama. Hal ini tentu akan membuat pengelolaan keuangan bulanan akan lebih mudah.

Sementara bunga floating KPR akan berubah sesuai dengan naik-turunnya suku bunga. Ini otomatis akan berpengaruh pada nilai angsuran yang harus dibayarkan setiap bulan.

Meski jenis bunga ini terkesan berisiko, tapi tetap ada keunggulannya. Seperti, adanya potensi cicilan berkurang ketika suku bunga mengalami penurunan.

Pengajuan KPR tentu memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi. Syarat KPR Konvensional secara umum adalah :

-WNI

-Usian minimal 21 tahun dan maksimal 55 tahun (karyawan) dan 65 tahun (pengusaha) pada saat jatuh tempo kredit

-Memiliki pemasukan tetap

-Lama kerja minimal 2 tahun / lama usaha minimal 3 tahun

-Melengkapi dokumen seperti:

-Aplikasi permohonan pengajuan KPR

-Fotokopi KTP / Kartu Keluarga / NPWP

-Surat keterangan kerja / legalitas usaha

-Slip gaji dan rekening koran 3 bulan terakhir